BIDAN

Tata Laksana Obesitas dan Penambahan Berat Badan Pada Ibu Hamil

09 August 2021 Bidan Nusantara 17304

        Angka kejadian berat badan lebih dan obesitas mengalami peningkatan. Berdasarkan data CDC, pada tahun 2015-2016 prevalensi obesitas pada orang dewasa mencapai 39,6%, meningkat jauh dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Keadaan berat badan lebih dan obesitas pada kehamilan merupakan salah satu kondisi obstetrik berisiko tinggi karena dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.1 Komplikasi yang dapat terjadi pada masa antepartum antara lain meningkatkan risiko diabetes gestasional dan hipertensi, komplikasi intrapartum seperti perdarahan postpartum, distosia bahu, dan kegagalan induksi. Masa postpartum, obesitas terbukti meningkatkan risiko tromboemboli. Komplikasi pada janin yang dapat terjadi pada obesitas dalam kehamilan yaitu meningkatkan risiko kecacatan janin dan makrosomia. Beberapa guideline menganjurkan tata laksana kolaboratif multidisiplin antara dokter umum, bidan, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, ahli anestesi, ahli gizi, serta kedokteran olahraga dalam melakukan tatalaksana pada ibu hamil dengan obesitas.2

        Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadinya ketidakseimbangan antara berat badan dan tinggi badan hal ini disebabkan karena adanya jaringan lemak yang berlebih di dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadi berat badan yang berlebih atau obesitas.2 Beberapa ahli yang lain menyatakan bahwa berat badan merupakan keadaan akumulasi lemak yang berlebih dan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Salah satu cara yang biasanya digunakan untuk mengetahui berat badan berlebih atau tidak adalah dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT).3

      Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan terjadi obesitas selama kehamilan yaitu faktor herediter (faktor internal) dan faktor non herediter (faktor eksternal). Faktor herediter terdiri dari riwayat keluarga, sedangkan faktor non herediter teridiri dari aktivitas fisik dan pola makanan.4 Riwayat keluarga dapat menjadi faktor obesitas pada ibu obesitas saat masa kehamilan hal ini dikarenakan unsur lemak yang terdapat didalam tubuh dengan jumlah yang banyak atau tidak normal, secara otomatis akan diturunkan pada keluarga, selain itu riwayat keluarga yang mempunyai gaya hidup dan mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan tertentu dapat menjadi faktor terjadi nya obesitas dalam masa kehamilan.5

           Penegakkan diagnosa pada ibu hamil dapat ditentukan oleh manifestasi klinis dan juga pemeriksaan fisik antropometri, manifestasi klinis yang sering ditemukan pada ibu hamil dapat berupa paha tampak membesar, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu berbentuk ganda, kelainan emosi raut muka, wajah bulat dengan pipi tembem, leher relatif pendek dada membusung dengan payudara membesar, lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemuka pada bisep dan trisep, perut membuncit (pendulous abdomen) dan striae abdomen, dan pubertas ginigenu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel.6

        Pertambahan berat badan pada ibu hamil merupakan salah satu fenomena biologis yang berpengaruh terhadap perkembangan janin. Di Indonesia, standar pertambahan berat badan ibu hamil normal berkisar 9-12 kg.6 Peningkatan berat badan pada ibu hamil tidak boleh terlalu banyak atau sedikit, harus disesuaikan dengan rekomendasi yang berlaku. Sebab, peningkatan berat badan yang berlebih atau kurang akan menimbulkan akibat buruk bagi janin dan ibu. Bahkan, hal ini dapat memberikan efek jangka panjang pada janin atau pada kehamilan berikutnya.7

          Data dari Pregnancy Risk Assessment Monitoring System menyatakan bahwa 50–73% ibu hamil di Amerika Serikat mengalami penambahan berat badan di luar rentang yang direkomendasikan. Padahal, sebagian besar dokter spesialis kebidanan telah memberikan edukasi mengenai penambahan berat badan yang disarankan selama kehamilan pada saat kunjungan antenatal.8 Sebuah survei menyatakan bahwa mayoritas ibu merasa tidak mendapat edukasi mengenai batasan peningkatan berat badan selama kehamilan, bahkan ada beberapa subjek yang merasa bahwa dokter menyarankan peningkatan berat badan di luar kisaran yang disarankan.8 Padahal, peningkatan berat badan yang tidak sesuai dapat menyebabkan masalah seperti: peningkatan berat badan lebih dari kisaran yang disarankan, Large gestational age (LGA), hipertensi pada kehamilan, persalinan dengan operasi sesar akibat distosia, peningkatan berat badan kurang dari kisaran yang disarankan, Intrauterine fetal growth restriction (IUGR), Small gestational age (SGA), Persalinan premature, serta gangguan perkembangan neurologis janin (mungkin dapat memengaruhi perkembangan neurologis setelah dilahirkan).9

    Obesitas dapat diketahui dengan melihat hasil IMT sebagai berikut:

Tabel 1. Indeks Masa Tubuh (IMT)

                                                                                                                                                                            Sumber: WHO, 2014

            Saat ini, sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk menentukan kisaran peningkatan berat badan ideal bagi ibu hamil. Salah satu rekomendasi yang paling banyak dianut adalah rekomendasi dari Institute of Medicine (IOM), Amerika Serikat. Dalam rekomendasi IOM terbaru, peningkatan berat badan ditentukan berdasarkan indeks massa tubuh (IMT). Standar pertambahan berat badan tiap trimester (trimester 1 adalah usia kehamilan 0-12 minggu, trimester 2 adalah 13-27 minggu dan trimester 3 adalah usia kehamilan 28-40 minggu) sesuai dengan tabel berikut:

Tabel 2. Tabel Penambahan Berat Badan Ibu Hamil


Sumber: WHO, 2014

      Rekomendasi IOM membedakan derajat obesitas. Diperkirakan, obesitas derajat II (IMT 35–39,9 kg/m2) dan derajat III (IMT ≥40 kg/m2) sebaiknya mengalami penambahan berat badan lebih sedikit dari kisaran yang disarankan (5–9 kg). Bukti yang ada saat ini belum mencukupi untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan untuk kategori obesitas derajat II dan III.10

      Kehamilan dengan >1 janin tentunya menyebabkan peningkatan berat badan yang lebih banyak dibandingkan kehamilan 1 janin, juga mencantumkan rekomendasi penambahan berat badan untuk kehamilan kembar (2 janin). Namun, belum ada bukti yang memadai untuk membuat rekomendasi peningkatan berat badan untuk kategori underweight pada kehamilan >2 janin. Adapun peningkatan janin kembar adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Peningkatan Bera Badan untuk Janin Kembar


Sumber: WHO, 2014.

       Pertambahan berat badan pada ibu hamil tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan fisiologis ibu tetapi juga dipengaruhi oleh karakteristik lain dan faktor biologis seperti metabolism plasenta.11 Kehamilan risiko sangat tinggi (KRST) merupakan kelompok risiko ibu hamil yang jumlahnya paling banyak pada kasus kematian maternal diikuti oleh Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dan Kehamilan Risiko Rendah (KRR) paling sedikit. Hal tersebut merupakan hal yang wajar, namun masih didapatkan kehamilan dengan risiko rendah, hal ini membuktikan bahwa tidak ada kehamilan yang tidak berisiko. Sesuai dengan sistem skor Puji Rochyati (KSPR), bahwa 2 merupakan skor minimal dalam setiap kehamilan.12

      Terdapat dua hal yang dapat mencegah terjadinya obesitas pada ibu hamil yaitu pengaturan nutrisi dan pola makan pada ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya menghindari makan makanan yang mengandung banyak lemak terutama lemak jenuh. Lemak jenuh dapat memudahkan terjadinya gumpalan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Konsumsilah sedikit lemak (30% dari jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi).13 Selain itu, kurangi konsumsi karbohidrat yang berlebihan supaya berat badan dapat berada diposisi normal

      Terdapat beberapa guideline yang menjelaskan tentang tatalaksana obesitas pada ibu hamil. Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologist (RANZCOG) menyatakan penatalaksanaan obesitas, bidan sebaiknya dibantu oleh ahli gizi dan spesialisasi kedokteran keluarga. Ada beberapa teknik yang direkomendasikan yaitu teknik motivational interviewing yang disesuaikan dengan kondisi pasien dan juga patient-centered yang bertujuan untuk mengontrol gaya hidup, diet dan olahraga.14

      Wanita obesitas dapat melakukan operasi bariatrik yang diketahui dapat memberikan dampak yang positif pada ibu dan bayi, namun disarankan untuk melakukan konsultasi pada ahli gizi terlebih dahulu, setelah melakukan operasi bariatrik pasien sebaiknya diberikan suplementasi, suplemen yang dapat diberikan seperti vitamin B12, zat besi, folat, vitamin D, dan kalsium.15 Institute of Medicine (IOM) tahun 2009 dalam panduannya merekomendasikan penambahan berat badan 6,8-11,3 kg untuk wanita yang belum hamil, kemudian untuk wanita sebelum hamil obesitas berat badan 5,0- 9,1 kg pada kehamilan tunggal. Beberapa suplemen yang dianjurkan pada pasien sebelum kehamilan yaitu asam folat 5 mg perhari pada wanita dengan IMT >30kg/m2.16 Berdasarkan guideline RCOG merekomendasikan pemberian suplemen vitamin D, hal ini dikarenakan ditemukan adanya korelasi terbalik antara IMT dengan kadar vitamin D. Berdasarkan guideline RANZCOG merekomendasikan 150 mcg yodium per hari dan vitamin D bila pasien memiliki status defisiensi vitamin D.16

 

 

Daftar Pustaka

  1. de Onis M, Blössner M, Borghi E. Global Prevalence And Trends Of Overweight And Obesity Among Preschool Children. Am J Clin Nutr. 2010;92:1257-64.
  2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013. Riset Kesehatan Dasar (2013).
  3.  Susanti TE. Prevalensi Dan Faktor Risiko Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar Usia 10-12 Tahun Di Lima Wilayah DKI Jakarta. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia; (2017).
  4. Barlow SE and the Expert Committee. Expert Committee Recommendations Regarding The Prevention, Assessment, And Treatment Of Child And Adolescent Overweight And Obesity: Summary Report. Pediatrics. (2017);120:S164-92.
  5. Wang Y, Chen HJ. Use Of Percentiles And Z-Scores In Anthropometry. Dalam: Preedy VR,: Physical Measures of Human Form in Health and Disease. New York: Spinger Science+Business Media, LLC (2012).h.29-48.
  6. Macavei VM, Spurling KJ, Loft J, Makker HK. Diagnostic Predictors Of Obesityhypoventilation Syndrome In Patients Suspected Of Having Sleep Disordered Breathing. J Clin Sleep Med. 2013;9:879-8  
  7. Asiyah, S., Kurniawati, I. Hubungan Status Gizi Ibu Selama Hamil Dengan Berat Badan Bayi Lahir Di BPM Wilayah Kerja Puskesmas Tiron Kecamatan Banyakan Kediri. Jurnal Gema Bidan Indonesia, 2015, 3(1): 36-40.
  8. Bärebring, L., Brembeck, P., Löf, M., Brekke, H.K., Winkvist, A., Augustin, H. Food intake and gestational weight gain in Swedish women. SpringerPlus, 2016, 5(1): 1-6
  9. Munim, S., Maheen, H. Association of gestational weight gain and pre-pregnancy body mass index with adverse pregnancy outcome. Journal of the College of Physicians and Surgeons Pakistan, 2012, 22(11), 694–698.
  10. Rahmawati, W., Wirawan, N.N., Wilujeng, C.S., Fadhilah, E., Nugroho, F.A., others. Gambaran Masalah Gizi pada 1000 HPK di Kota Malang dan Kabupaten Malang. Indonesian Journal of Human Nutrition, 2016.
  11. Reese, E.A., Lammi-Keefe, C.J., Couch, S.C., Philipson, E., 2008. Handbook of nutrition and pregnancy. Springer Science & Business Media.
  12. Yaktine, A.L., Rasmussen, K.M., others, Weight Gain During Pregnancy:: Reexamining the Guidelines, 2009, National Academies Press
  13. Darnton-Hill, I. Nutrition Counselling During Pregnancy: Biological, Behavioural and Contextual Rationale, 2013, Geneva WHO,
  14. Daba, G., Beyene, F., Fekadu, H., Garoma, W. Assessment of Knowledge of Pregnant Mothers on Maternal Nutrition and Associated Factors in Guto Gida Woreda, East Wollega Zone, Ethiopia. Journal of Nutrition & Food Sciences, 2013.
  15. Munim, S., Maheen, H. Association of gestational weight gain and pre-pregnancy body mass index with adverse pregnancy outcome. Journal of the College of Physicians and Surgeons Pakistan, 2012,
  16. Rahayu, N.F., Cristiani, N., Nirmasari, C., Waluyo, A.K.N.,Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Dengan Peningkatan Berat Badan Selama Hamil Di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo, (2014).




Tentang Penulis

Bidan Nusantara

Customer Service


5 Komentar

Ast2021-10-13

Terima kasih pengetahuannya. Obesitas sebelum kehamilan kadang tidak mendapatkan perhatian khusus, padahal dapat meingkatkan risiko berbahaya bagi ibu dan janinnya.

Balas

Melinia2021-10-13

terima kasih, materi yang diberikan sangat jelas

Balas

Nabila2021-10-13

Artikelnya singkat, padat, jelas, dan lengkapp👍

Balas

Riza2021-10-13

lengkap sekali, sangat jelas dengan apa yang dipaparkan. terimakasih

Balas

murtiningsih2021-08-16

Ship lah

Balas

Tinggalkan Komentar