Apakah
Anda sudah pernah mendengar tentang stunting? Terjadinya stunting seringkali
tidak disadari oleh orang tua, setelah anak berusia dua tahun baru terlihat
ternyata anak terlihat lebih pendek daripada teman seusianya, jadi apa itu
stunting? apakah benar stunting diturunkan dari orangtua (genetik)?
Stunting adalah masalah gizi kronis yang
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih
rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya, umumnya karena asupan makan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih
dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun, lalu bagaimana
stunting bisa terjadi?
Proses terjadinya stunting bisa
terjadi mulai dari masa remaja calon ibu, ketika seorang remaja yang kurang
gizi/ kekurangan energi kronik (KEK) dan kekurangan sel darah merah (anemia)
nantinya akan menikah (calon pengantin) dan memiliki peran menjadi ibu, jika
kurang gizi/ KEK dan anemia saat remaja tidak diperbaiki maka akan menjadi
parah ketika ibu mengandung, karena kebutuhan gizi ibu hamil meningkat untuk
mencukup kebutuhan ibu dan janin.
Anak yang stunting akan memiliki
beberapa ciri, ciri-ciri utamanya ialah anak terlihat lebih pendek dibanding
dengan anak seusianya dengan jenis kelamin yang sama. Selain itu, anak juga
akan terlihat lebih kurus, sedangkan gejala klinis lain tidak spesifik. Tetapi,
apabila dilakukan pemeriksaan laboratorium mungkin saja anak mengalami
kekurangan (defisiensi) makronutrien. Khususnya protein dan beberapa
mikronutrien seperti vitamin A, vitamin D, atau mineral seperti zat besi, zink.
Anak-anak yang mengalami stunting bisa dilihat dari beberapa ciri seperti
berikut ini:
1. Tanda pubertas terlambat.
2. Memiliki kemampuan buruk dalam menyerap
pelajaran.
3. Pertumbuhan gigi terlambat.
4. Anak menjadi lebih pendiam.
5. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam dan tidak
banyak melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya.
6. Wajah anak lebih muda dari usianya.
7. Pertumbuhan tinggi terhambat.
Anak
yang stunting akan memiliki beberapa dampak buruk yang terjadi dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Lalu apa saja dampak yang akan terjadi dengan anak
stunting?
A.
Jangka pendek:
1. Gangguan tumbuh kembang otak.
2. IQ rendah.
3. Gangguan sistem imun.
B.
Jangka panjang:
1. Perawakan pendek.
2. Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi
belajar
3.
Menurunnya kekekbalan tubuh
sehingga anak mudah sakit
4.
Anak memiliki risiko tinggi
terhadap penyakit diabetes, kegendutan (obesitas), penyakit jantung dan
pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas usia tua
Terjadinya stunting tidaklah tiba-tiba tetapi
ada faktor risiko yang mendukung kejadian stunting, faktor utamanya adalah
tidak terpenuhinya gizi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Anak, dimulai
dari anak sejak di dalam kandungan hingga berusia 2 tahun. Faktor risiko
lainnya adalah pola asuh yang tidak baik, kurangnya akses makanan bergizi
karena tergolong mahal, kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi, dan
terbatasnya layanan kesehatan. Tetapi tenang, ternyata stunting bisa dicegah
lho! dengan cara mengoptimalkan 1000 HPK anak, pengoptimalan 1000 HPK anak
dapat dilakukan dengan cara:
1.
Melakukan perbaikan terhadap pola
makan
Kita
perlu memperhatikan pola asupan makanannya dengan prinsip yang direkomendasikan
oleh ahli gizi ialah “Isi Piringku”, Dalam satu porsi makan, setengah piring
diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik
nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat. Ibu
hamil juga harus rutin memeriksakan kehamilannya (Antenatal care) ke
bidan/dokter, pemeriksaan fisik yang akan dilakukan pada ibu hamil untuk
mengetahui seorang ibu mengalami kurang gizi/kekurangan energi kroni (KEK)
adalah dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA), normal LILA adalah tidak
kurang dari 23,5 cm, jika seorang ibu memiliki LILA kurang dari 23,5 cm maka
ibu memiliki risiko KEK,selain itu pada ibu hamil juga sebaiknya dilakukan
pemantauan Indeks Massa Tubuh yang menggunakan berat badan dan tinggi badan
dihitung melalui rumus sebagai berikut
Indeks Massa Tubuh normal ialah rentang 18,5-25,
jika hasil IMT kurang dari 18, 5 ia dikategorikan kekurangan berat badan,
sebaliknya jika nilai IMT lebih dari 25 maka dikategorikan kelebihan berat
badan. Selain pemeriksaan LILA dan pemantauan IMT, setelah pemeriksaan ibu
hamil juga wajib minum vitamin yang dianjurkan oleh bidan/dokter.
Perbaikan
pola makan tidak hanya diberikan saat masa kehamilan tetapi saat anak lahir
juga perlu diperkenalkan dengan pola makan “isi piringku”, karena bagi
anak-anak dalam masa pertumbuhan, penting untuk memperbanyak sumber protein
sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengkonsumsi buah dan sayur.
2.
Melakukan perbaikan pola asuh
Stunting
juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam
praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita. Saat anak lahir hendaknya penuhi
hak anak, yakni IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan pemberian ASI eksklusif hingga
anak berusia 6 bulan, karena ASI mengandung nutrisi yang tepat, lengkap, dan
tak tergantikan untuk bayi hingga berusia 6 bulan, pemberian ASI Eksklusif diberikan
kapan saja saat bayi memberikan sinyal lapar sampai puas atau jika bayi tidak
kunjung menunjukkan sinyal lapar karena tidur lama setidaknya minimal berikan
ASI setiap 2 jam sekali per hari. Jika anak mulai menginjak usia di atas 6
bulan hendaknya berikan ia Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Dalam
masa pertumbuhan, jangan lupa untuk memantau tumbuh kembang anak minimal dengan
melihat Indeks Massa Tubuh Anak (IMT) dengan menggunakan tinggi badan dan berat
badan anak yang dihitung melalui rumus sebelumnya, tetapi tenang bunda tidak
perlu repot menghitung IMT anak dengan rumus, di website bidannusantara sudah
tersedia kalkulator IMT yaa bunda,
Selain
IMD, ASI eksklusif, MPASI, dan pemantauan IMT berikanlah pula hak anak untuk
rutin ke posyandu guna mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui
imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang.
3.
Melakukan perbaikan sanitasi dan
akses air bersih.
Kebersihan
lingkungan juga menjadi fator tidak langung stunting, karena lingkungan yang
kotor dapat menimbulkan penyakit pencernaan seperti diare, untuk itu perlu
membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air
besar sembarangan.
Yuuuuk, persiapkan sejak dini,
supaya nantinya kita siap memenuhi hak-hak anak demi kebaikan masa depan anak
yang lebih baik…
Sumber
:
Par’I,
Halil M, dkk. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta. Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan
Indonesia
baik dan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian
Komunikasi dan Informatika. 2019. Bersama Perangi Stunting. Jakarta. Direktorat
Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2018. WartaKESMAS “Cegah Stunting Itu Penting”.
Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. 2018. Cegah Stunting dengan
Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh, dan Sanitasi. Jakarta. P2PTM Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-diabetes-melitus-dan-gangguan-metabolik/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi
diakses pada tanggal 9 Agustus 2021
Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. 2019. Tabel Batas Ambang indeks
Massa tubuh (IMT). P2PTM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt
diakses pada tanggal 9 Agustus 2021
Ikatan
Dokter Anak Indonesia. 2013. Nilai Menyusui. Jakarta. Ikatan Dokter Anak
Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-menyusui
diakses pada tanggal 9 Agustus 2021
Tasyaa2021-10-15
informasi yg sangat bagus dan informatif👍🏻 sangat bermanfaat
BalasBidan Nusantara2021-10-15
Terimakasih kak Tasya, semoga ilmunya bermanfaat
BalasSab2021-10-13
Bener-bener dijelaskan dengan fetail, terimakasih penulis🙏
BalasAst2021-10-13
Terima kasih. Pengetahuan yang diperlukan untuk semuanya tidak terkecuali.
BalasSepti2021-10-13
Terimakasih, informasi yang diberikan mudah dipahami dan sangat bermanfaat 👍
BalasMells2021-10-13
Sangat bermanfaat sekali
BalasAnonim2021-10-13
Artikelnya menarik dan mudah dimengerti🙏
BalasAnonim2021-10-13
Artikelnya menarik dan mudah dimengerti🙏
BalasMamo2021-10-13
Sangat bermanfaat, terimakasih👍
BalasWulan2021-10-13
Bagus sekali artikelnya sangat membantu menambah pengetahuan🙏
BalasNamira2021-10-13
Terimakasih infonya sangat membantu dan bermanfaat
BalasMariya Nabila2021-10-13
Artikelnya baguss dan mudah dimengerti 👍
BalasTata2021-10-13
Topiknya sangat bagus, bahasanya sangat informatif 👍
BalasSilvi2021-10-13
Sangat bermanfaat, terimakasih informasi nya 🙏
BalasTasyaa2021-10-13
informasi yg sangat bagus dan informatif👍🏻 sangat bermanfaat
BalasTasyaa2021-10-13
informasi yg sangat bagus dan informatif👍🏻 sangat bermanfaat
BalasAnonim2021-10-13
Lengkap sekali infonya untuk pengetahuan ibu masa kini
BalasAnonim2021-10-13
Sangat bagus ditterapkan sejak dini👍🏻
BalasKurnia Zulianti2021-08-20
MasyaAlloh Tabarokalloh. Dengan mengikuti SIBINAR ini kita bisa dengan mudah mendapatkan info2 tentang seputar kehamilan. Pokoknya gak akan rugi kalau baca artikel disini. Ditunggu info update berikutnya ya SIBINAR🤗👌👍
BalasBidan Nusantara2021-10-13
Alhamdulillah terima kasih Bu Kurnia, semoga infonya bermanfaat selalu :D
Balas