Upaya kesehatan ibu dan anak perlu
dilakukan untuk menyiapkan dan menjaga kehamilan, agar persalinan sehat dan
selamat serta melahirkan bayi yang sehat dan bertumbuh kembang optimal. Untuk
menunjang pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut, diperlukan media
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta pencatatan yang efektif dan
efisien. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) menjadi salah satu alat
pencatatan pelayanan kesehatan iibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan
selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun.(1)
Buku KIA adalah buku Kesehatan Ibu dan
Anak yang sering disebut dengan “Buku Pink” sesuai dengan warna bukunya. Buku
Kesehatan ibu dan Anak (Buku KIA) berisi catatan kesehatan ibu hamil, bersalin
dan nifas, serta anak serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat
kesehatan ibu dan anak. Setiap ibu hamil mendapatkan satu buku KIA yang bisa di
peroleh di pelayanan kesehatan seperti posyandu, polindes/poskesdes, puskesmas
pembantu, puskesmas, bidan praktik, dokter praktik, rumah bersalin, dan rumah
sakit. Jika ibu melahirkan bayi kembar, maka ibu akan mendapatkan tambahan satu
buku KIA.(2)
Berdasarkan data tahun 2019, cakupan ibu
hamil yang menerima buku KIA di Yogyakarta hampir mencapai 100%, tetapi tidak
ada data spesifik tentang penggunaannya.(1) Buku
Panduan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sering dianggap hanya sebagai buku catatan
kesehatan untuk kesehatan pekerja. Hal ini menjadi kendala dalam pembentukan
perilaku kesehatan ibu hamil tentang pentingnya memeriksakan kehamilan secara
rutin, pemahaman tanda awal kehamilan, pentingnya minum teratur tablet tambah
darah, serta perawatan kesehatan sehari-hari. Dalam pelaksanaannya, buku KIA
belum dimanfaatkan dengan baik, masih banyak ibu hamil dan keluarga yang tidak
memahami dan tidak menerapkan informasi kesehatan yang terkandung dalam buku
KIA.(3)
Terdapat dua elemen penting dari buku
KIA, yaitu media informasi dan media pencatatan (monitoring) di
keluarga/masyarakat. Buku KIA mengintegrasikan beberapa catatan kesehatan di
komunitas untuk mengukur pertumbuhan dan perkembangan bayi balita, kartu
imunisasi, kartu ibu, dan beberapa hal lainnya.(4)
Buku KIA berisi informasi penting tentang kesehatan ibu dan anak yang perlu
dilakukan oleh ibu, suami dan keluarganya secara singkat dan padat, termasuk
mengenai kewaspadaan keluarga dan masyarakat akan kesakitan dan masalah
kegawatdaruratan pada ibu hamil, bayi baru lahir dan balita, sehingga pada
akhirnya buku KIA menyumbang penurunan kematian bayi dan balita.(5)
Manfaat Buku KIA
tidak saja pada sektor kesehatan, tetapi sudah diintegrasikan dengan sektor
lain, diantaranya surat keterangan lahir untuk mempermudah mendapatkan akta,
buku pegangan pendamping Program Keluarga Harapan, sebagai media pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan anak anak di PAUD, Bina Keluarga Balita dan
lain-lain.(6) Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) juga berisi informasi
penting yang dibutuhkan ibu dan keluarga untuk dikomunikasikann oleh petugas
kesehatan melalui informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
perilaku kesehatan ibu hamil dan keluarga sehingga ibu dan keluarga mampu
memelihara, memantau, dan meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin serta
mengenali dini tanda bahaya pada ibu hamil, sehingga pengobatan dapat diberikan
dengan cepat dan dapat mengurangi kejadian kehamilan berisiko tinggi serta
kematian ibu.(7)
Salah satu tujuan
program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah membentuk kemandirian keluarga
dalam memelihara kesehatan ibu dan anak
yang merupakan kelompok paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Semua ibu hamil perlu menggunakan buku KIA
yang selanjutnya akan digunakan oleh anak sejak lahir hingga berusia 5 tahun.
Buku KIA merupakan alat pencatatan dan pemantauan kesehatan ibu dan anak, alat
komunikasi antara tenaga kesehatan dan antara tenaga kesehatan dengan ibu dan
keluarga, alat penyuluhan (edukasi) kesehatan ibu dan anak, di dalamnya juga
terdapat KMS ibu hamil, kartu KB, KMS balita, serta kartu perkembangan anak.(8) Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus memiliki, membaca,
serta memahami isi buku KIA. Buku KIA harus disimpan dengan baik, tidak boleh
hilang/rusak, serta perlu dibawa saat berkunjung ke fasilitas pelayanan
kesehatan. Ibu juga dapat menanyakan informasi dari buku KIA yang belum
dipahami dan berkonsultasi tentang masalah kesehatan ke kader atau petugas
kesehatan.
Buku Kesehatan ibu dan Anak (Buku KIA) selalu diperbarui menyesuaikan dengan informasi terkini. Kementerian Kesehatan telah melaunching dan mempublikasikannya pada Maret 2016 lalu. Adapun isi dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah halaman awal, isian identitas ibu, pelayanan kesehatan ibu yang sudah diterima, pengawasan minum tablet tambah darah, amanat persalinan, pelayanan dokter, pelayanan bidan, pelayanan dokter soesialis, pelayanan persalinan, pelayanan ibu nifas, rujukan, KIE ibu hamil, lembar panduan porsi makan/minum ibu hamil, aktivitas fisik ibu hamil, KIE ibu nifas, panduan porsi makan ibu menyusui, KIE depresi pasca melahirkan, serta lembar apresiasi.
Buku KIA tahun 2020 bagian ibu bisa di lihat pada Buku KIA Tahun 2020 Bagian Ibu
Buku KIA tahun 2020 bagian anak bisa dilihat pada Buku KIA TAhun 2020 Bagian Anak
Link Download Buku KIA :
Buku KIA Tahun 2020 Bagian Ibu
Buku KIA Tahun 2020 Bagian Anak
Daftar Pustaka
Ninif2021-10-13
Materi yang bagus dan menarik untuk dibaca para ibu, calon ibu, dan bidan
BalasIrma2021-10-13
Wajib banget dibaca👍🏻
BalasWulan2021-10-13
Dengan adanya artikel ini jadi lebih mudah untuk memahami isi dari buku KIA, terimakasih
BalasMariya Nabila2021-10-13
Artikel yg seperti harusnya yg wajib dibaca oleh para calon ibu dan ibu hamil karena mudah dimengerti dan jelas, singkat👍
Balasmurtiningsih2021-08-13
mantaap....terkadang kita kurang telaten dalam edukasi kepada pasien kita...yuk semangat Bidan Indonesia pasti bisa
BalasSriyamti2021-08-13
Materinya bagus...dan mudah dipahami
Balas